Main Article Content

Abstract

Kemandirian finansial santri dapat dibentuk dengan membentuk bisnis secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan skill digital dalam mendorong kemandirian bisnis santri. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Periode pengamatan dan pelaksanaan dilakukan pada bulan Maret – Juli 2022 dengan indepth interview, dokumentasi dan pendampingan. Hasil yang dicapai adalah pondok pesantren darul ilmi memiliki potensi pengembangan bisnis yang tinggi. Dengan adanya pendampingan terbukti dapat mendorong santri untuk memulai bisnis dan terbentuknya bisnis layanan jasa oleh santri pondok pesantren.

Kata kunci: kemampuan digital, wirausaha, pondok

Article Details

References

  1. Aeni, N. S. (2022). Bonus Demografi, Dampak dan Hambatannya. Katadata. https://katadata.co.id/intan/berita/6221cc4f7f291/bonus-demografi-dampak-dan-hambatannya
  2. Arief, M. (2013). A Theoretical Review of Entrepreneurship: The Effect of Religiosity to the Performance. International Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM), 337–345.
  3. Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
  4. Azis. (2016). Pendidikan Islam dan Entrepreneurship. AL MURABBI.
  5. Baharun, H., & Adhimiy, S. (2019). LEARNING INNOVATION IN PESANTREN : THE STRATEGY OF STIFIn METHOD FOR ENHANCING CHILDREN’S INTELLIGENCE POTENTIAL. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 6(2), 233–250.
  6. GEM. (2021). 2020/2021 Global Report. In Global Entrepreneurship Monitor. https://www.gemconsortium.org/report/gem-20202021-global-report
  7. Hadi, M. F. Z., & Zubaidah, Z. (2015). Pemanfaatan Konseling Neuro Linguistic Programming Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal RISALAH, 26(4), 174–182.
  8. Ismoyo, B. (2022). Jumlah Wirausaha Muda Indonesia Sedikit, MES: Edukasi dan Sosialisasi Entrepreneurship Harus Masif. Tribun Bisnis. https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/02/03/jumlah-wirausaha-muda-indonesia-sedikit-mes-edukasi-dan-sosialisasi-entrepreneurship-harus-masif
  9. Kementerian Keuangan. (2017). Menuju 2030: Transformasi Kekuatan Ekonomi Natural Resources ke Human Capital.
  10. Kementerian Perindustrian. (2018). Indonesia Butuh 4 Juta Wirausaha Baru untuk Menjadi Negara Maju. https://www.kemenperin.go.id/artikel/19926/Indonesia-butuh-4-juta-wirausaha-baru-untuk-menjadi-negara-maju
  11. Kristianus, A. (2022). Indonesia Ditargetkan Masuk Peringkat Ke-60 Global Entrepreneurship Index. Investor. https://investor.id/business/293520/indonesia-ditargetkan-masuk-peringkat-ke60-global-entrepreneurship-index
  12. Makarao, N. R. (2010). NLP Komunilasi Konseling. Alfabeta.
  13. Moelong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya.
  14. Nazir; Sikumbang, M. R. (2013). Metode Penelitian (VIII). Bogor Ghalia Indonesia.
  15. Noble, A., Singh, G., Galbraith, C. S., & Stiles, C. H. (2007). Market justice, religious orientation, and entrepreneurial attitudes: An empirical study. Journal of Enterprising Communities: People and Places in the Global Economy, 1(2), 121–134.
  16. Rahmati, A., Husnurrosyidah, & Ruhamak, M. D. (2020). Pesantrenpreneur : Strategi Entrepreneurship di Pondok Pesantren Melalui Komoditas Talas Satoimo. EQUILIBRIUM, 8(2), 383–398.
  17. Ryandono, M. N. H. (2018). Peran Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi di Jawa Timur pada Abad ke-20. Mozaik Humaniora, 18(2), 189–204.
  18. Sidik, S. (2022). Erick Thohir: Entrepreneur RI Masih Tertinggal dari Singapura. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/market/20220119174508-17-308809/erick-thohir-entrepreneur-ri-masih-tertinggal-dari-singapura
  19. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.