Main Article Content
Abstract
Abstrak
Artikel ini mengkaji pentingnya peningkatan literasi di Indonesia sebagai pondasi bagi nasionalisme yang kuat dalam era globalisasi. Data yang mengkhawatirkan dari UNESCO (minat baca 0,001%) dan riset Central Connecticut State University (peringkat 60 dari 61 negara pada 2016) menunjukkan rendahnya budaya literasi di Indonesia. Data BPS 2024 memperkuat hal ini, hanya 17,21% anak usia dini yang dibacakan buku oleh orang tua dan 11,12% yang membaca sendiri. Kondisi ini mendesak adanya strategi komprehensif untuk meningkatkan literasi guna membentuk karakter dan jati diri bangsa yang kokoh. Hubungan erat antara literasi dan nasionalisme ditelaah dalam artikel ini. Literasi, meliputi membaca, menulis, berpikir kritis, dan analisis informasi, merupakan kunci pemahaman sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur Indonesia. Literasi yang memadai memungkinkan generasi muda mengakses dan memproses informasi secara bijak, menghindari mis informasi, dan membangun pemahaman komprehensif tentang identitas nasional. Membaca buku sejarah, sastra, dan karya budaya Indonesia akan menumbuhkan rasa bangga dan cinta tanah air. Potensi media sosial sebagai alat edukasi literasi juga dibahas. Jangkauan luas media sosial memungkinkan promosi budaya baca, diskusi literasi, dan penyebaran informasi yang membangun rasa kebangsaan. Namun, potensi penyebaran informasi yang tidak akurat perlu diwaspadai. Oleh karena itu, strategi bijak dalam memanfaatkan media sosial untuk edukasi literasi dan penanaman nilai kebangsaan sangat penting. Kesimpulannya, kolaborasi pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat krusial dalam meningkatkan literasi sebagai upaya strategis membangun nasionalisme yang kuat dan mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter.
Kata Kunci : Literasi, Nasionalisme, Budaya Baca