Main Article Content
Abstract
Bioetanol menjadi sumber energi alternatif yang cukup ekonomis berdasarkan dari aspek produksinya dan cukup ramah lingkungan. Pada penelitian ini, dipilih sabut siwalan untuk bahan baku produksi etanol karena memiliki kadar selulosa yang tinggi yakni 52,23% dan masih belum dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah SSF (Simultaneous Sacharification and Fermentation) dimana pada proses sakarifikasi menggunakan enzim silanase untuk mengubah selulosa menjadi gula sedangkan pada proses fermentasi menggunakan mikroba sacharomyces cerevisiae untuk mengubah glukosa menjadi etanol yang lalu dilanjutkan dengan proses distilasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar etanol yang diperoleh dan mengkaji kualitas bioetanol dari sabut siwalan. Didapatkan hasil dari penelitian ini yaitu konsentrasi selulosa setelah proses delignifikasi sebesar 52,23% dan kadar lignin 2,5%. Kadar etanol terbaik dalam penelitian ini terjadi saat fermentasi hari ke-7 dengan konsentrasi enzim silanase 3 gram menghasilkan kadar etanol sebesar 81,61%.