Main Article Content

Abstract

Ekstraksi pati sagu membutuhkan air dalam jumlah yang banyak sehingga dalam proses pengolahannya dihasilkan air limbah sagu dan ampas sagu yang sangat banyak.  Studi ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi bahan pencemar dari air limbah sagu yang masuk ke sungai sehingga mempengaruhi kualitas air sungai.  Air limbah pengolahan sagu yang digunakan adalah air buangan pertama yang diambil langsung dari saluran pembuangan (T1), air buangan terakhir yang diambil dekat dengan pembuangan ke sungai (T2), dan air sungai tempat pengaliran air limbah sagu.  Parameter fisikokimia (suhu, pH, kekeruhan, TSS, DO, mineral besi, dan nitrat) diperoleh menggunakan metode analitik berdasarkan SNI dan mineral phosfat menggunakan spektrofotometrik.  Perbandingan hasil pengukuran parameter fisikokimia air limbah sagu dan air sungai dengan baku mutu menunjukkan bahwa parameter kekeruhan 51,2 mg/L, konsentrasi TSS 140 mg/L, dan konsentrasi mineral besi 3,0951 mg/L melebihi ambang batas baku mutu untuk perairan kelas II berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 2021.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa air limbah sagu memberikan kontribusi bahan pencemar yang dibuang ke sungai sehingga untuk selanjutnya perlu diolah sebelum dibuang ke lingkungan

Keywords

air limbah sagu kualitas air sungai 1,8-Sineol

Article Details

Author Biographies

Nururrahmah Nururrahmah, Universitas Syekh Yusuf Al Makassari

Program Studi Teknik Lingkungan

Desy Nurhasanah Sari, Universitas Syekh Yusuf Al Makassari

Program Studi Kimia

Andi Kurnia Sari Sari, Universitas Syekh Yusuf Al Makassari

Program Studi Kimia

References

  1. Adnyana, S., Wayan, I. & Rai, I. N. 2017. Studi analisis kualitas air di daerah aliran Sungai Pakerisan Provinsi Bali. Ecotrophic, 11, 101-107.
  2. Asriani & Herdhiansyah, D. 2021. Teknologi Pengolahan Sagu.
  3. Balasundaram, N., Meenambal, T., Balasubramanium, N. & Loganath, R. 2014. Comparative Study of Different Media in the Treatment of Sago Wastewater using HUASB Reactor. Nature Environment and Pollution Technology, 13, 511.
  4. Bujang, K. & Ahmad, F. Sago Starch: Production and Utilization in Malaysia. International Sago Seminar, 2000. 1-8.
  5. Chigor, V. N., Umoh, V. J., Okuofu, C. A., Ameh, J. B., Igbinosa, E. O. & Okoh, A. I. 2012. Water quality assessment: surface water sources used for drinking and irrigation in Zaria, Nigeria are a public health hazard. Environmental Monitoring and Assessment, 184, 3389-3400.
  6. Hanum, U., Ramadhan, M. F., Armando, M. F., Sholiqin, M. & Rachmawati, S. 2022. Analisis kualitas air dan strategi pengendalian pencemaran air di Sungai Pepe Bagian Hilir, Surakarta. Prosiding Sains dan Teknologi, 1, 376-386.
  7. Ismail, Z. 2011. Monitoring trends of nitrate, chloride and phosphate levels in an urban river. International Journal of Water Resources and Environmental Engineering, 3, 132-138.
  8. Karim, A., Tie, A., Manan, D. & Zaidul, I. 2008. Starch from The Sago (Metroxylon sagu) Palm Tree—Properties, Prospects, and Challenges as A New Industrial Source for Food and Other Uses. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 7, 215-228.
  9. Martinsson, J., Eriksson, A., Nielsen, I. E., Malmborg, V. B., Ahlberg, E., Andersen, C., Lindgren, R., Nystrom, R., Nordin, E. & Brune, W. 2015. Impacts of combustion conditions and photochemical processing on the light absorption of biomass combustion aerosol. Environmental Science & Technology, 49, 14663-14671.
  10. Phang, S., Miah, M., Yeoh, B. & Hashim, M. 2000. Spirulina Cultivation in Digested Sago Starch Factory Wastewater. Journal of Applied Phycology, 12, 395-400.
  11. Rahman, E. C. & Rizal, A. 2016. Kajian variabel kualitas air dan hubungannya dengan produktivitas primer fitoplankton di perairan waduk darma Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan, 7.
  12. Rosida, D. F. 2019. Inovasi Teknologi Pengolahan Sagu. Surabaya: CV. Mitra Sumber Rejeki.
  13. Rügner, H., Schwientek, M., Beckingham, B., Kuch, B. & Grathwohl, P. 2013. Turbidity as a proxy for total suspended solids (TSS) and particle facilitated pollutant transport in catchments. Environmental Earth Sciences, 69, 373-380.
  14. Rukminasari, N., Nadiarti, N. & Awaluddin, K. 2014. Pengaruh derajat keasaman (pH) air laut terhadap konsentrasi kalsium dan laju pertumbuhan Halimeda sp. Torani Journal of Fisheries and Marine Science, 24.
  15. Safitri, M. & Putri, M. 2013. Kondisi Keasaman (pH) Laut Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Kelautan POSEIDON 73-87.
  16. Salmin 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana, 30, 21-26.
  17. Sarda, P. & Sadgir, P. 2015. Assessment of multi parameters of water quality in surface water bodies-a review. Int J Res Appl Sci Eng Technol, 3, 331-336.
  18. Singhal, R. S., Kennedy, J. F., Gopalakrishnan, S. M., Kaczmarek, A., Knill, C. J. & Akmar, P. F. 2008. Industrial Production, Processing, and Utilization of Sago Palm-Derived Products. Carbohydrate polymers, 72, 1-20.
  19. Suhana, M. P. 2018. Karakteristik sebaran menegak dan melintang suhu dan salinitas Perairan Selatan Jawa. Dinamika Maritim, 6, 9-11.
  20. Sutriati, A. 2011. Penilaian kualitas air sungai dan potensi pemanfaatannya studi kasus S. Cimanuk. Jurnal Sumber Daya Air, 7, 1-17.
  21. Tan, C., Thishalini, A., Goh, E. & Edlic, S. 2017. Studies on turbidity in relation to suspended solid, velocity, temperature, pH, conductivity, colour and time. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, 12, 5626-5635.
  22. Tomperi, J., Isokangas, A., Tuuttila, T. & Paavola, M. 2022. Functionality of turbidity measurement under changing water quality and environmental conditions. Environmental technology, 43, 1093-1101.
  23. Yuliastuti, E. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karanganyar dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Magister, Universitas Diponegoro.