PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK UNTUK PENCEGAHAN KEKERASAN DI LINGKUNGAN MAHASISWA DAN PELAJAR KOTA SEMARANG
Abstract
Pelatihan fasilitator MANAJEMEN KONFLIK yang dilaksanakan di Jawa Tengah
menunjukkan keberhasilan dalam membekali peserta dengan keterampilan
fasilitasi, komunikasi, dan resolusi konflik. Melalui pendekatan berbasis
pengalaman dan prinsip trauma-informed, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan
kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat kepercayaan diri serta kesadaran
emosional peserta. Dengan adanya praktik fasilitasi langsung, debriefing, dan
bimbingan dari fasilitator inti, peserta mampu merefleksikan dan memperbaiki
kemampuan mereka secara konstruktif. Selain itu, pelatihan ini menonjolkan
pentingnya kolaborasi antar peserta dari berbagai latar belakang untuk menciptakan
budaya perdamaian yang inklusif. Namun, beberapa tantangan seperti manajemen
waktu dan pengelolaan respon emosional menunjukkan perlunya penyempurnaan
program di masa mendatang.
Untuk meningkatkan dampak program MANAJEMEN KONFLIK, disarankan agar
durasi mentoring diperpanjang, sehingga fasilitator magang memiliki waktu yang
lebih cukup untuk mempersiapkan diri. Selain itu, pengembangan modul pelatihan
tambahan yang berfokus pada kecerdasan emosional dan adaptasi instruksi untuk
audiens yang beragam sangat diperlukan. Program ini juga akan lebih efektif jika
dilengkapi dengan jejaring alumni yang dapat berfungsi sebagai platform berbagi
pengalaman dan kolaborasi lintas wilayah. Pendampingan jarak jauh melalui media
digital dapat menjadi cara untuk menjaga kesinambungan program sekaligus
memperluas cakupannya. Dengan langkah-langkah ini, pelatihan MANAJEMEN
KONFLIK dapat semakin berdampak dalam menciptakan komunitas yang damai
dan bebas dari kekerasan.