APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS GUNA MENUNJANG KESEJAHTERAAN PETANI TERNAK

Dewi Hastuti

Abstract


Pengoptimalan peran ternak terhadap pendapatan dengan menggunakan kotoran ternak sebagai bahan biogas merupakan  pilihan yang tepat.  Dengan teknologi sederhana ini, kotoran ternak yang tadinya hanya mencemari lingkungan dapat diubah menjadi sumber energi terbarukan yang sangat bermanfaat.  Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara).  Pada dasarnya semua jenis bahan organik bisa di proses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana.  Biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama untuk kalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi.  Biogas yang menggunakan bahan kotoran ternak menghasilkan api berwarna biru bersih, tidak menghasilkan asap maupun bau sehingga kebersihan dapur terjaga. Biogas dapat digunakan 24 jam nonstop tidak akan berhenti sepanjang  bahan baku kotoran ternak rutin dipasok ke dalam digester.  Untuk memasak air dengan biogas membutuhkan waktu 15 menit lebih cepat dibandingkan menggunakan kayu bakar atau minyak tanah.  Biaya menjadi lebih irit. Keluarga  yang sudah menggunakan biogas tidak membutuhkan pembelian bahan bakar karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran ternak yang dipeliharanya.  Teknologi biogas dapat diterapkan pada skala rumah tangga dengan asumsi rata-rata kepemilikan ternak sapi ditiap rumah 2 ± 3 ekor.  Satu ekor sapi bisa menghasilkan rata-rata 23,59 kg kotoran per hari.  Dengan mengeluarkan biaya Rp. 1,5 juta untuk membeli satu unit alat biogas, bisa melakukan penghematan dalam tahun pertama adalah Rp. 552.960, sedangkan tahun berikutnya mendapat keuntungan sebesar Rp. 1.037.540 dikurangi total biaya perawatan/tahun. Menerapkan teknologi baru kepada masyarakat desa dilihat dari aspek sosio kultural  merupakan suatu tantangan tersendiri akibat rendahnya latar belakang pendidikan, pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki.  oleh karena itu diperlukan sosialisasi yang terus menerus.  Apabila secara ekonomi tidak menguntungkan masyarakat maka aplikasi teknologi tersebut akan gagal.  Aplikasi biogas menjadikan kotoran ternak sangat berharga, oleh karena itu para petani akan rajin merawat ternaknya sehingga kondisi kandang menjadi bersih dan kesehatan ternak menjadi lebih baik. Secara tidak langsung akhirnya akan membawa keuntungan dengan penjualan ternaknya yang sehat, lebih cepat besar dan harga jualnya menjadi lebih tinggi.

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.31942/mediagro.v5i1.892

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


INDEXED BY :

Google ScholarGoogle ScholarGoogle ScholarGoogle ScholarGoogle ScholarGoogle ScholarGoogle Scholar Google Scholar

KERJASAMA DENGAN :AJPI

 

 

 


Alamat kami di :

Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim

JL. Menoreh Tengah X / 22, Sampangan, Gajahmungkur, Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50232, Indonesia
Handphone: +628562742580
Email: jurnalmediagro@unwahas.ac.id

 

 
 
 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats